"Pada gim pertama, permainan kami terburu-buru. Kalau lebih tenang dan tidak bermain terburu-buru seperti pada pertandingan di gim kedua, sebenarnya kami pun bisa mengendalikan pola permainan yang dikembangkan lawan," kata Tiwi melalui keterangan pers Humas PP PBSI.
"Cuma, karena kami main terburu-buru dan tidak tenang, kondisi ini malah jadi bumerang. Permainan kami malah jadi keteteran sendiri. Akhirnya banyak mati sendiri atau banyak dimatikan lawan juga," Tiwi, memaparkan.
Ana/Tiwi mengawali turnamen level BWF World Tour Super 300 ini dengan kemenangan atas wakil Taiwan, Chang Ching Hui/Yang Ching Tun. Unggulan keempat ini juga berhasil mengatasi perlawanan pasangan Taiwan lainnya, Hsu Yin-Hui/Lin Jhih Yun, di babak 16 besar.
Perlawanan sengit terjadi di babak delapan besar ketika Ana/Tiwi bertarung melawan Treesa Jolly/Gayatri Gopichand Pullela, unggulan keenam asal India. Mereka menang rubber game 21-12, 17-21, 23-21 dalam tempo 67 menit.
Ana pun mengucapkan terima kasih atas dukungan warga Indonesia, atas perjuangan mereka pada turnamen ini. "Apa pun hasilnya, terus dukung kami," pungkasnya.