"Alhamdulillah bisa menyelesaikan pertandingan dan tanpa cedera. Cuma, dari awal lawan sudah terus menekan. Selain itu lawan juga bermain nothing to lose. Kami jadi tertekan dan serba salah. Sudah terus berpikir mencari bagaimana caranya, hasilnya tetap tak memuaskan," kata Rinov.
"Tegang pasti ada. Cuma dalam pertandingan tadi saya nggak berani mengubah pola. Seharusnya saya bisa lebih berinisiatif untuk mencoba balik serang. Dampaknya selalu tertekan terus," tambah Tari --sapaan karib Pitha--.
Menurut Rinov, dalam laga perempat final turnamen level Super 500 itu, Cheng/Chen bermain begitu nyaman. Memukul apa saja, katanya, bisa masuk semua. Namun, pada gim kedua saat ketinggalan 6-16, wakil "Merah Putih" ini sebenarnya bisa tampil lebih baik hingga mengejar 13-16.
"Ini bukan hasil dan permainan terbaik yang kita maui. Dari awal memang kami selalu tertekan. Di gim kedua, sebenarnya kami sudah menemukan cara, tetapi sudah tertinggal jauh angkanya. Dari tertinggal 6-16, bisa mengejar sampai 13-16. Sayang setelah itu, lepas lagi," ujar Rinov.
"Tadi, meski ketinggalan kami tetap terus berusaha. Pasti ada celah yang bisa ditembus. Cuma memang skornya sudah terlalu jauh," kata Tari.
Ditambahkan oleh Rinov, sebagai pasangan pelapis China, Cheng/Chen sebenarnya juga sudah bermain di tataran atas. "Dari segi lawan, mereka juga pasangan yang ramai saat melawan pemain level atas lainnya," kata Rinov.
"Permainan depan saya tadi selalu didahului Chen. Bola naik dikit, selalu bisa diserobot. Ini membuat saya jadi kurang percaya diri bermain depan," Tari, menjelaskan.
"Setelah dari Australia ini, kami akan latihan lagi dan persiapan lagi ke Kejuaraan Dunia di Denmark nanti. Kita benahi segala kekurangannya. Semoga hasilnya nanti lebih baik," demikian Rinov.